titik tengah INDONESIA,

ditandai persis ditengah sebuah situs Megalitikum berupa lingkaran Batu membentuk angka Nol bernama GARUGA. Ditengah lingkaran terdapat batu yang menjadi titik pertengahan INDONESIA.

Selamat datang di Desa Umpungeng,

Sebuah kawasan yang terjaga kemurnian alamnya sejak dulu,kini dan Isnya Allah dimasa yang akan datang. Mari kita jaga Umpungeng agar tetap menjadi sumber mata air kita bersama.

GARUGAE, symbol titik tengah INDONESIA

Lingkaran Batu yang disebut Lalebata (Garugae) merupakan situs megalitikum peninggalan sejarah Bugis.

Batu Cinta

Lubang batu yang terbentuk secara alami oleh terpaan air di pinggir sungai Batuletengnge Umpungeng.

Alam Umpungeng

Menyimpan aneka flora dan fauna yang warna warni, mari nikmati kesejukan alamnya dan jaga kelestariannya.

Kawasan pertanian

Mayoritas warga Umpungeng berprofesi sebagai Patani,sebagian besar bertani Cengkeh, sisanya menanam kopi, fanili, kemiri, pangi dan berbagai jenis umbi umbian lainnya.

Pengrajin Gula Aren?

luas areal hutan pohon aren di kawasan Umpungeng mencapai 620 ha (4% dari luas hutan) menjadikan kawasan ini sebagai sentra Gula aren.

Kus kus

Kus-kus atau orang Umpungeng menyebutnya Memu adalah hewan yang paling ramah dan juga langkah, hidup di alam liar namun jinak sama manusia.

Burung Rangkong Sulawesi

Burung Rangkong (Alo bagi orang Umpungeng)merupakan salah satu hewan endemik di Kawasan Umpungeng yang dilindungi,mari kita jaga dan lestarikan keberadaannya

Rusa Sulawesi

Rusa jenis ini hidup berkelompok dan masih bisa dijumpai di kawasan Umpungeng, hanya saja warga sering melakukan perburuan liar yang mengakibatkan Rusa Sulawesi ini terancam punah. Ayo kita lindungi!

Kawasan resapan air

Aliran 5 sungai yang bermuara pada sungai langkemme menjadi pemasok utama irigasi pertanian untuk kawasan Kabupaten Soppeng dan sekitarnya.

Aliran sungai-sungai yang sejuk dan indah

Sungainya mengalir sepanjang tahun, disepanjang sungai dipenuhi tumbuh-tumbuhan herbal yang kaya manfaat untuk obat ataupun nutrisi bagi kehidupan kita.

Hamparan bukit Umpungeng

Deretan 3 bukit menyerupai manusia yang sedang terbujur (Wuju), Inilah tanah leluhur yang hampir luput dalam sejarah.

Pesona Keindahan Air Terjun

Kejernihan dan kebersihan airnya memberi kesegaran dan kesan alam yang kuat

Donasi Pohon Aren

Ayo berpartisipasi untuk menjaga sumber mata air bersama

Pembangunan Masjid Nol Satu

Sebagai sarana ibadah ditengah kesejukan alam sekaligus sbagai simbol titik pertengahan Indonesia.

SEO

SEO Links Exchanges, Blog Link Building Service Build Your Links For Free, Links Building Service SEO Links Attitude | Free SEO Links Building Free Backlink Service, Links Building 4 Free
Sudirman-(Inisiator) "Jiwa keINDONESIAan anda tidak akan lengkap jika belum berkunjung ke Umpungeng - Jantung Hati INDONESIA


Sinardin(Pengurus Masjid Jabal Nur)"Kami sedang membangun Masjid,bantu kami mewujudkannya"


Sose-(Tokoh Muda Umpungeng) "Semoga Umpungeng dapat terus mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan"


Nasrullah Rahman- (Remaja Masjid Umpungeng) -"Kami akan belajar menjadi tuang rumah yang baik. Kehadiran anda senantiasa kami harapkan.


Wahyuddin-(Kepala Dusun)"Kami senang Anda bisa berkunjung ke Umpungeng.Bantu kami memperbaiki keadaan kami disini.


Ayahanda Gurutta Ismail-(Imam Masjid Umpungeng)"Kami mengundang ANDA untuk berbagi Ilmu disini, bantu kami keluar dari keterbelakangan.


Mus'ing Manab, SAg.MPd.-(Tokoh Masyarakat)"Mari menjaling tali silaturrahiim (AssisUmpungeng).


Nurul Hikmah, S.Pd.-(Tokoh Pemuda)"Belajar dari alam demi memaknai hidup


Ibu Sitti Hasanah-(Tokoh Masyarakat)"Mari bersama-sama membangun Umpungeng yang beradab, berilmu, berakhlak & beriman.


Ibu Badriah-(Tokoh Masyarakat)"Kami bangga menjadi bagian dari keluarga besar Umpungeng yang Alamnya Allah yang ciptakan begitu luar biasa indah. Mari bersama menjaganya.


Rabu, 09 Maret 2016

Kunjungan Silaturrahim Bupati Soppeng

Hari ini warga Umpungeng bersukacita atas  tiga hal yang kesemuanya Insya Allah dapat menjadi jalan keberkahan bagi masyarakat khususnya warga Lalabata Umpungeng. Hal pertama adalah  venomena alam yang hanya terjadi pada kurung waktu 300 tahun yakni Gerhana Matahari, hal yang kedua adalah turunnya hujan dan hal yang ketiga yang juga sangat special adalah Kunjungan Silaturrahiim Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak, bersama rombongan yang terdiri dari Dandim 1423 Letkol Inf Jeffry, Kepala Kejaksaan Negeri Soppeng Atang Pujianto, Kepala Dinas Satpol PP Soppeng Andi Darliawan, Kepala Dinas Kehutanan Kab.Soppeng beserta rombongan pada hari Rabu (9/3/16) siang.
Bagi Bupati, ini adalah kunjungan biasa selaku Kepala Daerah yang baru terpilih. Namun bagi warga Tanah Rigella e,  ini merupakan kunjungan kehormatan yang langka karena tidah semua Bupati yang terpilih  dapat melakukan kunjungan ke daerah pegunungan  terisolir seperti halnya daerah Umpungeng. Tercatat hanya tiga Bupati pendahulu nya yang telah melakukan kunjungan ke daerah yang berjarak kurang lebih 45 kilometer dari ibukota Kabupaten Soppeng. Mereka adalah Pemimpin yang dikenang oleh warga Umpungeng sebagai pemimpin yang berdedikasi tinggi karena keteguhannya untuk datang menyapa warganya di tanah tinggi Umpungeng meski dengan susah payah berjalan kaki berjam-jam pada masa itu. Para Pemimpin kharismatik itu adalah H.A. Madeali, Jamaluddin dan H.A.Hartasanjaya.  Kini warga papa Umpungeng kembali mendapat kunjungan dari seorang Pemimpin  muda H.A.Kaswadi Razak yang juga memiliki kharisma kerakyatan yang sudah sangat akrab dengan hati rakyat Umpungeng karena perhatian dan dedikasinya yang rajin menjalin silaturrahiim jauh sebelum terpilih menjadi Bupati Soppeng. Ini adalah kunjungan pertama setelah Pelantikan nya jadi Bupati,namun beliau berjanji untuk segera kembali berkunjung ke tempat yang sama dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Menurut informasi dari aparat desa Umpungeng, Sengaja kunjungannya ke Titik Nol Indonesia di rahasiakan alias tanpa informasi jauh sebelumnya, layaknya para Pejabat pada umumnya. Alasannya lagi-lagi sungguh mengesankan, beliau tidak ingin merepotkan warganya. H.A.Kaswadi Razak dan Rombongan berkumpul di Rujab Bupati Soppeng, Jl Lamungpatue, Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata, Soppeng, Sulsel.
Kunjungan ke daerah pegunungan yang menyimpan banyak keindahan alam dan sejarah Bugis Kuno ini, dalam rangka mengisi hari libur pada perayaan hari Nyepi bagi ummat Hindu, 9 Maret 2016, sekaligus silaturahmi dengan masyarakat pegunungan.
Seluruh rombongan menggunakan kendaraan motor trail dipimpin langsung oleh Bapak H.A.Kaswadi Razak yang memang dikenal hobby mengendarai kendaraan off road. Kebiasaan yang justru memang sangat dibutuhkan untuk menjangkau banyak daerah terisolir seperti halnya kondisi Umpungeng.
"Kami tidak bermalam, setelah mendengar aspirasi masyarakat dan menikmati keindahan alam Desa Umpungeng, rombongan kembali ke Soppeng," kata Andi Darliawan menutup perbincangan sebelum kembali ke Ibu Kota Soppeng. Meski kunjungan Bupati sangat singkat, namun warga tetap memanfaatkannya dengan sangat efektif dan penuh keakraban. Sejumlah kumpulan warga semisal organisasi kepemudaan yang bernaung dibawah Pemerhati Budaya (PEMUDA UMPUNGENG) kelompok Majelis Ta'lim dan para sepuh warga berkumpul di Pintu Gerbang untuk melakukan penyambutan. Tepat puku 15.30 rombongan Bupati tiba di Bobang Riaja (pintu gerbang sebelah Barat). Bupati dan rombongan langsung disambut dengan taburan beras yang bermakna kemakmuran oleh Ibunda Siti Hasanah salah seorang sepuh warga. Selanjutnya Bupati dipersilahkan menggunting kain putih yang sengaja dibentangkan dihadapan pintu gerbang pertanda pembukaan pintu keberkahan. Bupati yang didampingi oleh Kepala Desa Umpungeng Bapak Shalahuddin,SAg. dan kepala Dusun Umpungeng Bapak Wahyuddin langsung menuju Garugae (situs megalitikum) pusat pertemuan yang berupa benteng berbentuk lingkaran Batu. Bupati H.A.Kaswadi terlihat langsung menuju ke sebuah batu yang terdapat tepat di tengah lingkaran Garugae. Dengan nada yang tersengal dan terbatah-batah Bupati yang murah senyum itu memperkenalkan kepada rombongan tempat dia berdiri "kita sudah sampai di titik nol".
    
Semoga kunjungan Pemimpin Baru Soppeng ke titik nol membawa Perubahan Baru ke arah yang lebih baik " from zero to hero".


Kamis, 13 Agustus 2015

Profile Wilayah

Desa Umpungeng titik tengah Indonesia
Umpungeng merupakan nama salah satu dusun yang terdapat di Desa Umpungeng. Sebelum pemekaran, sebanyak kurang lebih 5 dusun yang terletak di kawasan pegunungan Kabupaten Soppeng ini yakni Dusun Umpungeng yang terdiri atas 3 RW(Umpungeng,Jennae & Bulu Batu), Dusun Liangeng, Dusun Jolle, Dusun Cenrana dan Dusun  Pangempangnge berada dalam wilayan Pemerintahan Kelurahan Lalabata yang berkedudukan di Salotungo sebuah Dusun di pinggiran Kota Kabupaten Soppeng. Atas prakarsa dari Alm. Bapak H.Husain (putra kelahiran Umpungeng) yang saat itu menjabat sebagai kepala dusun di Jolle, Kelurahan Lalabata di mekarkan menjadi beberapa Desa dan Desa Umpungeng merupakan salah satunya. 

Desa Umpungeng terletak 100 km sebelah utara kota Makassar dan 10 km sebelah Selatan Ibukota Kabupaten Soppeng. Dapat ditempuh selama 3 jam perjalanan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Desa ini terletak di kawasan pegunungan Neneconang dan gunung Laposo dengan ketinggian mencapai 1000-1500 DPL.  Kondisi ini menyebabkan cuaca di kawasan ini dingin yang menyebabkan berbeda dari daerah lain disekitarnya yang umumnya panas.

Menurut data Badan Pusat Statistik Kab.Soppeng Luas wilayah Umpungeng mencapai 85 km persegi atau sekitar 30,57 % dari total luas wilayah Kabupaten Soppeng, kawasan Umpungeng terdiri dari pegunungan dan perbukitan yang umumnya berada pada ketinggian 600 - 1500 m diatas permukaan laut. Daerah ini merupakan wilayah paling barat Pemerintahan Kabupaten Soppeng yang berbatasan dengan Kab.Barru sebelah barat dan Kab.Bone di sebelah Selatan. Wilayah yang beradah dilereng Gunung Poso ini merupakan daerah dengan curah hujan cukup tinggi menjadikan Desa Umpungeng sebagai kawasan resapan air yang paling utama. Sejumlah aliran sungai menjadi pemisah  antar dusun satu dengan yang lainnya menyebabkan beberapa dusun terisolir dan hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.   Sungai-sungai tersebut  mengalir dari kawasan Umpungeng dan bermuara ke sungai Langkemme yang selama ini merupakan irigasi paling penting yang melayani kebutuhan pengairan ribuan hektar sawah di sejumlah daerah.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kab.Soppeng tahun 2010 Jumlah penduduk Desa Umpungeng secara keseluruhan sebanyak 3067 orang yang tersebar di 6 Dusun terdiri atas berbagai profesi, namun secara umum masyarakat Desa Umpungeng berprofesi sebagai Petani. Komoditi unggulan umumnya Cengkeh, Kakao, Kopi, Jahe, Kemiri, Pangi (keluwak) dan Fanili. Selain pertanian, Desa Umpungeng juga dikenal sebagai sentra produksi Gula Areng dan rotan. Banyak potensi sumber daya alam lainnya yang belum tergarap dengan baik akibat dari keterbatasan kemampuan tehnik dan keterampilan yang dimiliki warga. Peningkatan kreatifitas dan kemampuan memberi nilai tambah pada setiap produk merupakan kunci keberhasilan yang harus menjadi perhatian semua pihak khususnya Pemerintah.   

Keramah-tamahan dan semangat Gotong Royong merupakan karasteristik warga Desa Umpungeng. Setiap tamu yang berkunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah serta sambutan hangat dari para warga. Sebuah falsafah hidup yang menjadi pegangan warga secara turun temurun adalah "tamu merupakan anugrah dari Allah, oleh karenanya kehadirannya pastilah membawa keberkahan dan kebaikan yang harus senantiasa di syukuri"

    Jika anda berencana berkunjung ke Desa Umpungeng, ada baiknya anda menyimak beberapa informasi penting berikut: 

    1. Kantor Desa Umpungeng berkedudukan di Dusun Jolle. Untuk menjangkaunya dapat melalui 2 akses jalan yaitu pertama dari arah timur melalui Lebba-e, Tengngapadangnge, Lagoci dan yang Kedua melalui poros Takkalala tepatnya di Dusun Woddi, Desa Timusu.
    2. Dusun Umpungeng berada 5 km sebelah barat kantor Desa Umpungeng. Jika anda bermaksud melanjutkan perjalanan dari Kantor Desa Umpungeng, terdapat dua akses jalan masuk. Pertama anda berbalik ke arah timur menuju Desa Gattareng Toa. Di persimpangan jalan ini terdapat sejumlah alat transportasi ojeg khusus melayani rute Gattareng dan Dusun Umpungeng. Jalur alternatif kedua  namun tidak direkomendasikan bagi anda yang kurang menyukai tantangan, namun bagi anda yang memiliki jiwa petualangan  kami sarankan agar melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum anda berangkat, mengingat jalur yang anda akan lalui sangat menantang, harus ditempu dengan jalan kaki melalui tebing, tanjakan terjal dan sungai-sungai yang mengalir deras. 
    3. Jika anda mengidap penyakit tertentu maka bawalah obat khusus yang direkomendasikan oleh dokter. Anda juga dapat mencoba ramuan obat herbal tradisional yang sudah diolah oleh warga.
    4. Berhubung cuacanya dingin, disarankan membawa pakaian tebal secukupnya untuk kenyamanan.
    5. Hindari perkataan dan prilaku negatif lainnya yang berpotensi mencelakakan diri anda dan orang lain.
    6. Berdo'alah sebelum berangkat, mintalah perlindungan hanya kepada Allah.   
Jarak antara Umpungeng -
Desa Gattareng Bulu Dua : 5,97 Km
Jarak dari Pekkae Barru -
Bandara Int. Sultan Hasanuddin Makassar : 66, 38 Km.
Jarak antara kantor Desa Umpungeng -
Kantor Bupati Soppeng : 10,35 Km


Jarak antara Desa Gattareng Toa / Bulu Dua -
Pekkae Barru : 24 Km
Jarak antara Umpungeng -
Kantor Desa Umpungeng / Jolle : 5,07 km

Selasa, 11 Agustus 2015

Panduan Perjalanan Menuju Umpungeng

    Jika anda berencana melakukan kunjungan ke Desa Umpungeng, ada baiknya anda menyimak beberapa informasi penting berikut: 

    1. Dusun Umpungeng merupakan bagian dari wilayah Pemerintahan Desa Umpungeng, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Terdapat Tiga akses pilihan jalan masuk menuju Dusun Umpungeng:
      1. )Akses pertama  melalui Kantor Desa Gattareng Toa, jika datang dari arah Makassar, 30 meter sebelum kantor Desa ini terdapat persimpangan jalan kecil menuju Dusun Umpungeng. Dari sini anda dapat memilih jenis transportasi yang diinginkan seperti (1) mengendarai kendaraan bermotor milik  pribadi berdurasi 1 jam perjalanan, (2) menggunakan jasa transportasi Ojeg yakni kendaraan bermotor milik warga dengan durasi perjalanan 30 menit, (3) Mobil open cup milik warga yang memang khusus melayani penumpang (off roader) sampai di Dusun Bulu Batu lalu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 3 km menuju Umpungeng, atau (4) berjalan kaki mulai dari Desa Gattareng Toa sampai ke Umpungeng yang berdurasi 3 - 5 jam perjalanan. 
      2. )Akses kedua dari Kantor Desa Umpungeng, Jalur ini hanya direkomendasikan kepada anda yang memiliki jiwa petualangan, namun kami sarankan agar tetap melakukan persiapan  fisik terlebih dahulu sebelum anda berangkat, mengingat jalur yang anda akan lalui sangat menantang, harus ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih 2,5 jam melalui tebing, tanjakan terjal dan sungai-sungai yang mengalir deras, namun bagi anda yang kurang menyukai tantangan sebaiknya masuk melalui jalur Pertama.
      3. )Akses Ketiga dari Dusun Langkemme, Desa Barata, Kecamatan Marioriwawo. Dari sini anda menuju Dusun Liangeng menggunakan kendaraan pribadi dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju Umpungeng. Jarak tempu perjalanan belum bisa di prediksi berhubung karena penulis belum pernah melewatinya. 
    2. Kantor Desa Umpungeng berkedudukan di Dusun Jolle. Untuk menuju ke kantor Desa Umpungeng dapat melalui 2 akses jalan yaitu:
      • Pertama masuk melalui Dusun Lebba-e, Tengngapadangnge, Lagoci dan 
      • Kedua melalui poros Takkalala (ibukota Kecamatan Marioriwawo) tepatnya di Dusun Woddi, Desa Timusu, Kecamatan Mario Riwawo.
    3. Melaporkan kedatangan anda atau grup anda ke Kepala Dusun setempat segera setelah anda sampai di Umpungeng. Khusus untuk tamu grup agar menyampaikan daftar nama anggota secara tertulis kepada Kepala Dusun sebagai sarana untuk memudahkan aparat Desa dalam melakukan pendataan pengungjung. Jangan lupa mengisi buku tamu yang telah disediakan.
    4. Jika anda mengidap penyakit tertentu maka disarankan membawa obat khusus yang direkomendasikan oleh dokter anda. Anda juga dapat mencoba ramuan obat herbal tradisional yang sudah diolah oleh warga Umpungeng.
    5. Umpungeng berada di atas ketinggian berkisar 750 - 1500 kaki dpl, sehingga cuaca cukup dingin, disarankan membawa pakaian yang tebal, kaos kaki khusus untuk tidur dan  hindari membawa perlengkapan atau pakaian yang beratnya berlebihan demi kenyamanan perjalanan anda.
    6. Membawa alat penerangan yang baik secukupnya untuk membantu penglihatan mata kepala anda berupa Lampu Senter maupun penglihatan akal & mata  batin anda berupa Ide, Gagasan cemerlang  & keyakinan anda. 
    7. Membawa bahan makanan sesuai selera, dan jika anda khawatir tidak dapat mengolahnya sendiri karena ingin lebih fokus menikmati pemandangan alam atau alasan lainnya maka anda dapat meminta bantua penduduk setempat untuk mengolah bahan makanan yang anda bawa.
    8. Bagi anda yang senang dengan selera setempat, dapat memesan makanan khas Umpungeng melalui kepala Dusun, seperti Sayur Pokko (Pongkol Rotan/Enau), Sayur Rebung (tunas Bambu), Sayur Paung (daun Pakis), Sayur daun Kara-karai, Sayur daun sua, Sayur daun lalloto, Sambel Kaloa, Sayur Kari Pangi, sambel keddi-keddi dll. Anda tinggal membawa bumbu yang komplit atau menyerahkan sejumlah uang pembeli bumbu  kepada warga setempat seCUKUPnya (maksud kami CUKUP untuk makan besar seperti halnya di hotel berbintang ) 
    9. Hindari mencabut tanaman atau menebang pohon sembarangan. 
    10. Jangan membuang SAMPAH plastik, sampah pemikiran, sampah prilaku dan jenis sampah-sampah lain yang berpotensi merusak alam serta hindari penggunaan  cairan kimia atau barang sejenisnya yand dapat mengakibatkan pencemaran air atau kerusakan lingkungan lainya.
    11. Medan perjalanan yang akan anda lalui sangat dinamis mulai dari dataran, tanjakan, penurunan, jalanan berbatu, jalanan berlumpur, tikungan tajam menanjak/menurun hingga 1600, jembatan kayu dan tebing di kiri kanan jalan. Untuk anda yang akan melakukan perjalanan mengunakan kendaraan sendiri, hendaknya memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan fit & stabil. Khusus untuk kendaraan bermotor agar mengecek fungsi handel rem, pedal gas, perseneling, tuas kopling , suspensi sobbaker dan yang tidak kala pentingnya adalah mengganti gear standar depan motor menjadi gear kecil untuk menambah kekuatan pada saat anda melalui tanjakan. Anda dapat mengganti gear (meminta bantuan bengkel setempat atau mengganti sendiri) pada saat anda sudah berada di persimpangan jalan menuju Umpungeng untuk menghindari pengaruh pengurangan kecepatan kendaraan pada saat anda berada dalam perjalanan yang normal dari rumah anda menuju Desa Gattareng Toa. Pastikan kondisi ban luar kendaraan anda normal dan hindari menggunakan ban gundul.       
    12. Hindari perkataan dan prilaku negatif lainnya yang berpotensi mencelakakan diri anda dan orang lain.
    13. Berdo'alah sebelum berangkat, mintalah perlindungan hanya kepada Allah.  
  • Agar perjalanan anda lebih terencana dengan baik, anda dapat mengirimkan data rencana kunjungan anda / group anda melalui online berikut ini.


Berikut etape perjalanan dan jarak yang akan anda lalui:  
Jarak antara Umpungeng -
Desa Gattareng Bulu Dua : 5,97 Km
Jarak dari Pekkae Barru -
Bandara Int. Sultan Hasanuddin Makassar : 66, 38 Km.
Jarak antara kantor Desa Umpungeng -
Kantor Bupati Soppeng : 10,35 Km



Jarak antara Desa Gattareng Toa / Bulu Dua -
Pekkae Barru : 24 Km
Jarak antara Umpungeng -
Kantor Desa Umpungeng / Jolle : 5,07 km

Senin, 10 Agustus 2015

Energi terbarukan Umpungeng.

Takdir tak dapat ditolak, Anugrah ketetapan Allah SWT menjadkan posisi Umpungeng sebagai titik tengah INDONESIA adalah keniscayaan.Kami bangga dengan para leluhur, yang dengan wawasan dan ingsting kenegarawanan nya, mereka meninggalkan jejak dan symbol peradabannya berupa situs megalitik GARUGA (lingkaran batu) yang dulu menjadi pusat pertemuan / pemersatu (AssisUmpungeng) oleh berbagai suku. Berbagai nama tersemat dalam satu tempat ini antara lain dikenal dengan nama Tanah Ancajingeng, Tanah Rigella, Tanah Boccoe, Tanah Merdeka, Lalabata dan Umpungeng.  Pertanyaan nya adalah siapa gerangan yang membangun tempat ini? Teknologi apa kiranya yang telah digunakan sehingga bisa memperoleh informasi bahwa tempat ini akan menjadi simpul pertengahan suatu Negara bernama Indonesia? Atas dasar apakah sebuah aplikasi map milik google bernama Google earth dapat meletakkan nama INDONESIA persis di posisi tengah peta Indonesia dan bertemu dengan situs megalitik bernama GARUGA?
Itulah energy (semangat) baru dan terbarukan pertama yang dimiliki Umpungeng. Energy yang kedua adalah energy sumber daya alamnya. Terdapat 3 musim dalam satu siklus tahunan di Umpungeng yang masing-masing berlangsung selama 4 bulan yaitu 1. Musim hujan (Wettu Bonge’) 2. Musim Hujan Angin (Wettu Bare’) 3. Musim Kemarau (Wettu Timo). Keadaan alam seperti ini berlangsung sepanjang tahun hingga saat ini. Kondisi ini menyebabkan DR. Ir. Nasruddin seorang Dosen senior dari Fakultas Tehnik Universitas Hasanuddin Makassar tergerak untuk datang survey dan menelity potensi energy yang dapat di hasilkan dari keadaan alam yang demikian uniknya. Hasilnya cukup menggembirakan bahwa ke 3 kondisi alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energy baru dan terbarukan yakni air, angin dan matahari, Umpungeng memiliki ketiganya. Ke 3 potensi tersebut yang paling prospek adalah Pembangkit Listrik Tenaga mikro Hydro (PLTMH)“Debit air sungai di Umpungeng sangat bagus dan stabil untuk sebuah pembangkit listrik” ujar sang Dosen Peneliti menyampaikan hasil surveynya.  Sejak diberikannya rekomendasi tersebut, sekelompok anak muda Umpungeng melakukan upaya-upaya untuk memperoleh dukungan baik dari pihak swasta maupun dari pemerintah dalam rangka mewujudkan cita-cita masyarakat untuk mendapatkan listrik penerangan dan penggerak ekonomi rumah tangga. Hingga saat 17 Agustus 2015 ini, belum ada satu usaha pun membuahkan hasil, namun demikian usaha tetap jalan terus dengan segenap kemampuan yang ada.

Usahamencari dukungan yang paling anyar dilakukan oleh para Inisiator adalah penggalangan tanda tangan warga untuk Surat Permohonan bantuan alat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) untuk tujuan Penerangan dan Industri Rumah tangga dan alat Pembangkit Listrik Tenaga Surya  (PLTS)untuk penerangan lampu jalan yang akan disampaikan kepada Gubernur Sulawesi Selatan melalui  Kepala Dinas Sumber Daya Energy dan Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Selatan yang ditembuskan kepada Bupati Kepala Daerah Tk.2 Soppeng  tepat pada peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2015. Akankah ini berhasil? Sangat tergantung pada respon pemerintah. Jika usaha ini juga belum membuahkan hasil, berarti kami masyarakat pelosok yang berjumlah kurang lebih 300 kk masih tetap menjalani kebiasaan (takdir) menggunakan lampu penerangan petromak atau lampu teplok (Pajjennangeng) sebagai alat penerangan. Apakah kami berhak untuk menikmati listrik layaknya masyarakat perkotaan? Kami pun tidak tahu, pesan kami untuk para Pemimpin Negeri “jika belum bisa membantu kami, minimal tidak membebani kami”.

Saat ini dengan kemampuan yang tidak seberapa, muncul inisiatif warga untuk membangun pembangkit listrik PLTMH secara swadaya, hanya saja hasilnya tidak maksimal atau lebih tepatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan warga meski sekedar penerangan. Sebagian warga membeli mesin jenset dan sebagian lagi menggunakan Listri tenaga Surya,sisanya lampu teplok. Kami pun tidak menyesal dengan keadaan ini. Dibalik kesederhanaan hidup ini pasti ada hikmah, dan hikmah terbesar adalah kami tidak hidup cengeng dan juga tidak bergantung sama siapapun termasuk listrik. Kami hanya bergantung pada sang Pengcipta dan akrab pada alam yang diciptakannya. Kami lebih kaget kalau tidak turun hujan dari pada tidak ada signal seluler, kami lebih prihatin kalau sungai-sungai kami berkurang atau kosong dibanding dengan pulsa seluler kami berkurang atau kosong. Namun jika mendapat peluang menggunakan teknologi maka kami pun berjanji untuk menggunakannya demi kelestarian alam.

Panen Raya Cengkeh, Kami butuh tenaga Pemanen yang banyak.

Desa Umpungeng dikenal sebagai Desa penghasil Cengkeh yang utama di Sulawesi Selatan. Tidak kurang dari 2500 h kebun cengkeh tersebar di kawasan pegunungan Umpungeng yang luas wilayahnya mencapai 85 km persegi. Rata-rata penduduk memiliki lahan minimal 1 h kebun cengkeh dengan kapasitas produksi minimal 3 ton cengkeh kering pertahun. Waktu panen terbagi dalam dua masa yakni untuk dataran rendah berkisar bulan Juni- Agustus dan untuk daerah dataran tinggi berkisar bulan September – November. Untuk menghindari paneng terlambat yang akan berakibat pada menuanya buah, dibutuhkan tenaga Pemetik minimal 10 orang per hektar dengan kemampuan petik rata-rata 30 liter perhari plus tangkai.

Untuk anda yang berminat ambil bagian dalam setiap musim panen cengkeh. Jangan hawatir karena panen cengkeh jauh lebih muda dibanding dengan panen padi dan panen buah-buahan lainnya.

Ada beberapa keuntungan yang akan di peroleh antara lain:
1.      Gaji perkilogram (cengkeh + tangkai) antara Rp.3.000 s.d. 3.500 perliter cengkeh mentah.
2.       Makan + Koffee 3 kali sehari
3.       Free akomodasi / tempat tinggal
4.       Bonus jika melebihi target
5.       Cuaca sejuk dan dingin

Beberapa persiapan yang harus dilakukan  antara lain:
1.Persiapan mental, ada dua persiapan mental yang utama yang harus dimiliki pertama kejujuran mutlak dimiliki karena anda akan diberi kepercayaan untuk memetik dan mengelolahnya hingga bersih untuk di timbang/ditakar pada tempat yang terpisah. Kedua adalah mental keberanian memanjat harus ada, mengingat ketinggian pohon cengkeh rata-rata 10 s.d 15 m menggunakan tangga satu bambu.

2.Persiapan alat, beberapa alat yang dibutuhkan selama menjalankan aktivitas panen antara lain:

1).Peralatan utama yakni Tangga Bambu, Tali pengaman tangga dan keranjang buah sudah disiapkan oleh pemilik kebun. Tugas anda hanya memasan dan atau memindahkan tangga.
2).Sefty belt / alat pengaman manjat bisa terbuat dari sarung biasa atau menggunakan alat khusus tali pengaman panjat pohon yang banyak dijual di took-toko home appliance.
3).Alat-alat makan dan minum, Pemilik kebun hanya menyediakan makan dan minum dan tidak menyediakan wadah untuk bawa bekal ke kebun, untuk itu anda perlu mempersiapkan tempat makan dan minum sendiri.
4).Jika anda terbiasa menggunakan alat bantu untuk panen buah, maka anda disarankan untuk membawa peralatan yang cocok untuk kebutuhan anda sendiri.
5).Siapkan mantel atau alat pelindung hujan yang praktis dan simple untuk antisipasi turun hujan.

3.Kebutuhan khusus
1).Jika anda mengidap penyakit tertentu silahkan anda membawa obat khusus sesuai yang direkomendasikan oleh dokter anda.
2).Jika anda seorang menggemar music, anda pun boleh membawa gadget yang dilengkapi dengan powerband dan earphone milik anda untuk hiburan anda sembari memetik buah cengkeh diatas pohon. Namun jangan lupa bawa pengaman dan pelindung hujan jikalau terjadi suatu waktu hujan.
3).Jika anda seorang perindu Syurga, anda dapat memanfaatkan waktu diam anda untuk ber-Zikir (mengingat Allah sebanyak-banyaknya), atau membawa mp3 atau gadget yang berisi Al Qur’an, Al Haditz atau rekaman cerama-ceramah agama yang tematik untuk menambah-nambah ilmu dan wawasan anda. Dan ingat jika anda memulai dengan NIAT yang baik maka aktivitas panen cengkeh anda akan bernilai IBADAH + dapat Ilmu + dapat Uang.
Jika anda berminat bergabung, hubungi kami di nomor contact us, caranya kirim SMS (berisi: Nama, Alamat lengkap) kami akan persiapkan kedatangan ANDA dengan baik.

Minggu, 09 Agustus 2015

Pembentukan Kelompok Tani AssisUmpungeng

Ibarat ibu hamil, beberapa kali usaha untuk melahirkan bayi bernama Kelompok Tani di dusun Umpungeng, namun selalu gagal. Alasan(nya) tidak boleh ada kelompok tani di kawasan hutan lindung. Entah dari mana dasar kebijakan ini dan jika ada dasar hukum maka bagaimana sesungguhnya teknis penerapannya di desa yang luasnya seperti Desa Umpungeng ini. Siapa yang seharusnya berhak untuk menjelaskan hal ini. Sebanyak 3 Dusun yang sesungguhnya bepotensi terbentuknya satu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) selama ini terabaikan. Alasan tidak diakomodirnya karena berada di kawasan hutan lindung titik.
Suatu hari seorang Koordinator Penyuluh pertanian dari Kementrian Pertanian bidan pengkajian & penerapan teknologi Provinsi Sulawesi Selatan Bapak Ir. Ahyar berkunjung ke Umpungeng untuk melakukan penyuluhan pertanian secara pribadi kepada warga Dusun Umpungeng.Beliau sempat menanyakan prihal kunjungan Petugas Penyuluh Pertanian ke dusun ini, namun warga justru balik bertanya “apakah ada memang orang yang ditugaskan oleh Negara untuk mengajari / membimbing  petani seperti kita?”. Ini sangat ironi, ditengah upayah pemerintah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, justru para petugas penyuluh pertanian tidak menunaikan tugasnya secara maksimal. Jika memang kawasan ini (Umpungeng) tidak layak dibentuk Kelompok Tani karena alasan tertentu, bukankah ini juga bagian dari tugas utama aparat pemerintah / Penyuluh Pertanian untuk menjelaskan ke para Petani tentang hal ini? Bukan kah mendiamkan sama dengan membiarkan petani kita hancur dengan sendirinya?
Sebuah kunjungan kehormatan dari seorang Anggota DPRD Kab.Soppeng memberi energy dan semangat baru akan kemungkinan terbentuknya beberapa Kelompok Tani di Dusun Umpungeng. “Bentuk saja beberapa kelompok tani di Dusun Umpungeng, Bulu Batu dan Liangeng, nanti saya yang akan mengurusnya” demikian anjuran Bapak Asmawi, Sekertaris DPRD Kabupaten Soppeng menyemangati para petani. Segera saja seruan itu ditindak lanjuti dan Alhamdulillah lahirlah satu Kelompok Tani bernama Kelompok Tani AssisUmpungeng. Sejumlah Kelompok Tani akan segera menyusul terbentuk. Semangat para petani untuk segera menata pertanian yang selama ini menjadi sumber utama pencaharian warga terrefleksi dari usaha beberapa inisiator untuk segera sosialisasi program dan rencana kerja ke seluruh warga.“Dengan keterlambatan kita membentuk kelompok berarti kita harus mengejar ketertinggalan kita dalam hal ilmu, serta wawasan dan teknik pengorganisasian petani kita kepada daerah yang sudah lebih maju dari kita” ungkap salah seorang anggota.
Pasca terbentuk nya beberapa kelompok maka, langka selanjutnya melakukan pertemuan-pertemuan secara intensif dengan Anggota, dan yang lebih penting adalah kesiapan kelompok untuk menginplementasikan setiap kebijakan pemerintah dalam aktivitas pertanian kita. Melalui wadah ini pula kita mendapatkan perhatian dari pemerintah berupa perlindungan, subsidi dan fasilitas Negara lainnya untuk perbaikan tatanan kehidupan kita. Setiap anggota berkepentingan terhadap organisasi ini, maka wjib bagi setiap anggota untuk menjaga kelangsungan organisasi yang bernama Kelompok Tani.

Mulai saat ini para petani Umpungeng berhak untuk bercita-cita menjadi petani yang sukses dan bermartabak sejajar dengan para petani maju lainnya di belahan dunia manapun. Allah telah mengkaruniakan kepada Desa Umpungeng lahan pertanian yang subur dan makmur, udara yang sejuk, air yang melimpah. Patut dijaga dan disyukuri agar keberkahan langit dan bumi semakin bertambah dan bertambah. Wujud syukur dapat berupa zakat dan sedekah hasil pertanian, menanam pohon agar hutan tetap lestari, tidak membuang sampah pelastik di tanah, membiayai sekolah anakkandung atau anak yatim dan yang paling fundamental adalah mendirikan Sholat. 

TESTIMONI PENGUNJUNG

Laporan per 24/7/2015 = Rp. 64.029.000,

1.Sapiah Cempeng (Luwu Utara) Rp.200.000,-

2.Hj. A.Wati (Gattareng)Rp.500.000,-

3.Jafardin Sale(Annukkanung)Rp.300.000,-

4.Tanpa Nama(Soppeng)Rp.100.000,-

5.Daebu (Umpungeng)Rp.50.000,-

6.Ratnawati (Umpungeng)Rp.500.000,-

7.Nurtan Mandang (Umpungeng)Rp.500.000,-

8.Alm. La Demma (Umpungeng)Rp.20.000,-

9.AlmH. I Lisu (Umpungeng)Rp.20.000,-

10.Alm. Mandang(Umpungeng)Rp.20.000,-

11.AlmH. I Nalang(Umpungeng)Rp.20.000,-

12.M. Irsyad Fitra(Umpungeng)Rp.20.000,-

13.Muslimin (Tanjongnge) Rp.100.000,-

14.Kasmawati(Gattareng)Rp.100.000,-

15.Upriadi(Umpungeng)Rp.50.000,-

16.Sose(Umpungeng)Rp.500.000,-

17.Arifin Kando(Umpungeng)Rp.1.000.000,-

18.Marewangeng (Umpungeng)Rp.500.000,-

19.Hadenna (Umpungeng)Rp.1.000.000,-

20.Ismail Hade (Umpungeng)Rp.1.000.000,-

21.A.Aris (Jolle)Rp.500.000,-

22.Ruslan (Makassar)Rp.200.000,-

23.Kamaruddin (Umpungeng)Rp.1.000.000,-

24.Saddu (Umpungeng)Rp.500.000,-

25.Marsuniati(Umpungeng)Rp.20.000,-

26.I Sitti (Umpungeng)Rp.20.000,-

27.Wardi Bune (Umpungeng)Rp.500.000,-

28.Gonre (Umpungeng)Rp.1.000.000,-

29.Abd. Najid (Umpungeng)Rp.500.000,-

30.Alm. La Kaja (Umpungeng)Rp.20.000,-

31.Abd Rahman (Umpungeng)Rp.20.000,-

32.Sittiha(Umpungeng)Rp.20.000,-

33.Sitti Hasanah (Umpungeng)Rp.20.000,-

34.Sabenna (Umpungeng)Rp.50.000,-

35.Nurtan (Umpungeng)Rp.150.000,-

36.Baharuddin Junaide (Umpungeng)Rp.100.000,-

37.Sukmawati (Umpungeng)Rp.500.000,-

38.Firman (Bulu Batu)Rp.500.000,-

39.Alm.M.Adnan Da'wa (Umpungeng)Rp.20.000,-

40.Alm.Dalma (Umpungeng)Rp.20.000,-

41.Alm.Ma'ruf (Umpungeng)Rp.20.000,-

42.Alm.Lapenno (Umpungeng)Rp.20.000,-

43.Alm.Saleng (Umpungeng)Rp.20.000,-

44.AlmH.Ikadu (Umpungeng)Rp.20.000,-

45.AlmH.Isittiri (Umpungeng)Rp.20.000,-

46.Alm. Mahmud (Umpungeng)Rp.20.000,-

47.Alm. M.Nur Penno (Umpungeng)Rp.20.000,-

48.Tanpa Nama (Umpungeng)Rp.50.000,-

49.Wardihan (Umpungeng)Rp.500.000,-

50.Alm.Bune & AlmH.Nungka(Umpungeng)Rp.11.000.000,-

51.Tanpa Nama(Umpungeng)Rp.10.000,-

52.Hamsani (Jolle)Rp.100.000,-

53.Hadera (Jolle)Rp.100.000,-

54.Alm Ikadi (Umpungeng)Rp.20.000,-

55.Alm.Maradang (Umpungeng)Rp.20.000,-

56.Nurul Fuadi (Bone)Rp.50.000,-

57.Fariz Fitra Maulana (Bone)Rp.50.000,-

58.St.Radhiyah Fitri(Umpungeng)Rp.100.000,-

59.St.Nurfatihah Khairah(Umpungeng)Rp.100.000,-

60.Muh. Riyadhi Fitra(Umpungeng)Rp.100.000,-

61.Muh. Wildi Khairil(Umpungeng)Rp.100.000,-

62.AlmH. Sittri(Umpungeng)Rp.50.000,-

63..AlmH. Mariaming(Umpungeng)Rp.50.000,-

64.Alm. Saleng(Umpungeng)Rp.50.000,-

65.Alm. Padlan(Umpungeng)Rp.50.000,-

66.Umar Padlan (Umpungeng)Rp.50.000,-

67.Baderiah(Umpungeng)Rp.50.000,-

68.Alm. Kaja (Umpungeng)Rp.20.000,-

69.Nurdin Kenni(Umpungeng)Rp.500.000,-

70.Alm. Mallongi(Umpungeng)Rp.50.000,-

71.AlmH. Nurmatang(Umpungeng)Rp.50.000,-

72.Alm.Muh.Rafi(Umpungeng)Rp.50.000,-

73.Kubba (Umpungeng)Rp.25.000,-

74.Naidah Kade(Umpungeng)Rp.50.000,-

75.Hamba Allah(Umpungeng)Rp.50.000,-

76.Tanpa Nama(Umpungeng)Rp.20.000,-

77.Tanpa Nama(Umpungeng)Rp.100.000,-

78.Jafardin (Annukkannung)Rp.500.000,-

79.Samsam (Umpungeng)Rp.50.000,-

80.Alm. Sale(Umpungeng)Rp.50.000,-

81.Alm. Sale(Umpungeng)Rp.50.000,-

82.Arifin Kel.(Umpungeng)Rp.200.000,-

83.AlmH. I Masse(Umpungeng)Rp.50.000,-

84.Minasa(Umpungeng)Rp.50.000,-

85.Masnawati(Umpungeng)Rp.50.000,-

86.Mus'ing,S.Ag,M.Ag(Umpungeng)Rp.750.000,-

87.AlmH. I Nalang(Umpungeng)Rp.50.000,-

88.Sita Arisman(Jolle)Rp.100.000,-

89.Ainun Nisha(Umpungeng)Rp.20.000,-

90.Ansar S(Umpungeng)Rp.100.000,-

91.Alm. Mansyur(Umpungeng)Rp.20.000,-

92.Alm. Mandang(Umpungeng)Rp.50.000,-

93.I Waru(Umpungeng)Rp.50.000,-

94.Azis(Umpungeng)Rp.50.000,-

95.Sakka(Bulu Batu)Rp.200.000,-

96.Tanpa Nama(Umpungeng)Rp.250.000,-

97.Tanpa Nama (Umpungeng)Rp.50.000,-

98.Najwan Faqih(Bantaeng)Rp.300.000,-

99.Erni/Rudi(Basi SulTeng)Rp.100.000,-

100.Hj. Mujrah(Basi SulTeng)Rp.200.000,-

101.Amiruddin(Umpungeng)Rp.100.000,-

102.Samsam (Umpungeng)Rp.1000.000,-

103.Nurtan(Umpungeng)Rp.50.000,-

104.Samsuriana(Umpungeng)Rp.50.000,-

105.Mukaddas(Umpungeng)Rp.1000.000,-

106.Azis(Umpungeng)Rp.400.000,-

107.I Hadi(Umpungeng)Rp.500.000,-

108.Palua(Umpungeng)Rp.10.000,-

109.Alm.Cempeng & AlmH.Kocci(Umpungeng)Rp.50.000,-

110.Saddu Sek.(Umpungeng)Rp.100.000,-

111.Ahmad Faiq Rausyan Maskur(Umpungeng)Rp.100.000,-

112.Umar. P(Umpungeng)Rp.500.000,-

113.Alm.Semma & AlmH.Ralija(Umpungeng)Rp.50.000,-

114.Kasman(Umpungeng)Rp.100.000,-

115.Dala(Umpungeng)Rp.50.000,-

116.Nurtang Kadir(Makassar)Rp.1000.000,-

117.Jodding (Wempelle)Rp.100.000,-

118.Asmawi SP (Labessi)Rp.500.000,-

119.Takdir (Jampu jampu)Rp.50.000,-

120.Tanpa Nama (Makassar)Rp.300.000,-

121.Tike (Kolaka)Rp.100.000,-

122.Ida Juhe (Lagoci)Rp.300.000,-

123.Mansur Abdu (Lolloe)Rp.500.000,-

124.CCC (Cabbengnge)Rp.164.000,-

125.Sitti Hasanah (Umpungeng)Rp.100.000,-

126.Drs.H.A.Soetomo & Kel. (Soppeng)Rp.10.000.000,-

127.Gonrong (Makassar)Rp.1000.000,-

127.Nurhayati Umar (Makassar)Rp.250.000,-

128.H.Ibrahim Abubakar,MPd. (Makassar)Rp.500.000,-